Permasalahan yang sering timbul dalam dunia desain grafis adalah ketika desain dihadapkan dengan dunia produksi. Banyak sekali desainer grafis
yang handal ilmu desainnya, mahir penguasaan toolnya, namun lemah
terhadap pengetahuan dalam bidang produksi. Hal ini menyebabkan hasil
akhir produksi dari suatu desain
biasanya kurang memuaskan. Masalahnya bisa beragam, namun seringkali
ditemukan pada perbedaan hasil dari warna pada proses cetak.
Permasalahan
ini sederhana dan lazim terjadi di dunia percetakan. Diakibatkan dari
kurangnya pengetahuan desainer terhadap konsep dasar dan teori warna.
Warna dalam dunia percetakan berbeda dengan warna tampilan di monitor.
Teori ini dibagi berdasarkan dua model warna : RGB dan CMYK. Perbedaan inilah yang kemudian menyebabkan seringnya terjadi kesalahan atau hasil yang tidak diinginkan dari warna akhir melalui proses cetak.
Adapun perbedaan warna RGB dan CMYK, secara sederhana dapat dijelaskan seperti ini :
Warna
RGB adalah model warna additive yang bertujuan sebagai penginderaan dan
presentasi gambar dalam tampilan visual pada peralatan elektronik
seperti komputer, televisi dan fotografi. Warna RGB difungsikan untuk
tampilan di monitor komputer karena warna latar belakang komputer adalah
hitam. Jadi, R = Red (merah) G= Green (hijau) dan B = Blue (biru)
sebagai warna dasar difungsikan untuk berbagi intensitas cahaya untuk
mencerahkan warna latar belakang yang gelap (hitam).
Sedangkan
CMYK adalah warna yang dikenal dalam proses printing dan percetakan.
Terdiri dari C = Cyan, M = Magenta, Y = Yellow, dan K = Black. Warna
CMYK digunakan untuk tampil seimbang dengan latar belakang putih dari
bahan cetak seperti kertas dan lain-lain.
Warna
RGB biasanya lebih terang dan jelas, biasanya menghasilkan besar
kapasitas file yang lebih kecil. Warna RGB sangat cocok untuk presentasi
visual dalam tampilan monitor seperti desain halaman web/situs. Ketika
suatu karya desain
dalam format RGB akan diprint dan melalui suatu proses cetak, maka
warna RGB harus dikonversi dahulu kedalam model warna CMYK. Hal ini
karena printer dan mesin percetakan hanya mengenal warna CMYK sebagai
model warna dari kalibrasi di mesin cetak.
Sering kali beberapa karya desain yang akan naik cetak masih dalam format RGB, dan ketika dikonversi menjadi CMYK, warna
biasanya akan berubah menjadi lebih redup dan tidak secerah warna yang
tampil pada model RGB. Solusi dari masalah ini adalah, desainer harus
memastikan dulu desainnya tampil dengan warna yang diinginkan dalam
format warna CMYK, karena yang akan keluar dari mesin cetak adalah warna dengan model CMYK.
Beberapa software/aplikasi untuk desain grafis
biasanya mengizinkan kita untuk bekerja dengan memilih antara dua model
warna (RGB atau CMYK) walaupun dalam beberapa hal, seperti beberapa
fungsi dari photoshop
tidak akan aktif jika kita bekerja dalam model warna CMYK. Pemilihan
model warna biasanya akan tampil ketika kita membuka dokumen baru.
Namun, apabila sudah terlanjur bekerja di salah satu model warna dan
kita ingin menggantinya, kita bisa menkonversi kembali model warna
tersebut.
Berikut beberapa cara konversi model warna dari RGB ke CMYK di beberapa software desain grafis :
Adobe Photoshop
Pada menu bar pilih: Image > Mode > CMYK
Adobe Illustrator
Pada menu bar pilih: File > Document color mode > CMYK color
CorelDRAW
Pilih masing-masing objek yang akan dikonversi. Pilih Fill tool dan klik Fill Color Dialog. Pastikan model warna adalah CMYK. Untuk setiap objek dengan garis/outline : Pilih Outline tool dan klik Outline Color Dialog. Pastikan model warna adalah CMYK.
Microsoft Publisher 2003-2007
Pilih Tools > Commercial Printing Tools > Color Printing, pilih Process Colors (CMYK)
Adobe Indesign
Pilih Window > Swatches dan Window > Color. klik ganda color di Swatches dan ganti color mode ke CMYK dan color type ke Process.
Jumat, 04 Mei 2012 |
0
komentar
0 komentar:
Posting Komentar